-->

Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita

    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita



    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita


    My Poem - Dalam goresan pena dan alunan kata, terhampar cerita yang tak terlupakan. Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita menjadi ruang di mana emosi bercengkrama dengan kebijaksanaan, dan kenangan terpilin menjadi hamparan makna yang dalam. Seperti gurat-gurat hujan yang mengukir pola di jendela, puisi ini memaparkan proses suci melepaskan diri dari benang merah takdir yang tak pernah terjalin. Ia adalah perjalanan batin yang membawa kita pada pertemuan dengan kenyataan yang tajam namun diterima dengan pelukan penuh pengertian.


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Lelahnya Hati yang Berkata


    Di rimba hati yang pernah kita jelajahi bersama,

    Kini kau berjalan, menuju jalur yang berlainan.

    Matahari yang sama kini memancarkan sinarnya,

    Namun jarak di antara kita semakin melebar.


    Hujan yang dulu menyatukan bumi dan langit,

    Kini menjadi kenangan yang basah di pipiku.

    Aku merenung dalam senyap, mengikhlaskan langkahmu,

    Meski hati berkata, lelah untuk menahanmu.


    Cinta yang mekar dalam kebun yang indah,

    Kini layu, beranjak pergi bersama angin.

    Tapi ingatan takkan pudar, meski kau jauh,

    Mengikhlaskan adalah seni, ku genggam tangan takdir.


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Jejak-jejak di Pasir Rindu


    Jejak langkahmu terukir di pasir rindu,

    Namun kini hanya tinggal angin yang berbisik.

    Kita berjalan dalam lorong waktu yang berbeda,

    Mengikhlaskan, membiarkan cinta berlalu.


    Bunga-bunga kenangan bermekaran di kebun hati,

    Namun sekarang layu, tak lagi tersiram air mata.

    Kau pergi, menuju arah yang tak pernah ku duga,

    Tapi ku serahkan segalanya pada langit biru.


    Mengikhlaskan adalah seni yang penuh kebijaksanaan,

    Seperti kapal yang berlayar meninggalkan pelabuhan.

    Aku melihat cahaya mentari tenggelam di ufuk,

    Mengikuti jejakmu, dalam perjalanan yang tak terduga.


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang : Catatan dari Perjalanan Hati


    Dalam buku hati, tercatat kisah indah kita,

    Namun bab demi bab, halaman-halaman berpaling.

    Kau pergi, mengikuti panggilan yang berbeda,

    Mengikhlaskan adalah pintu menuju kedamaian.


    Bulan yang dulu menyinari langit malam,

    Kini hanya diam, tanpa bayanganmu.

    Tapi dalam relung hati, tetap ada nyala api,

    Mengikhlaskan adalah langkah yang mengantar kepada kebebasan.


    Aku melangkah dalam arus waktu yang terus mengalir,

    Mengikuti aliran sungai yang tak pernah berhenti.

    Meski perpisahan terasa pahit, aku merenung dalam senyap,

    Mengikhlaskan adalah jalan yang membebaskan jiwa.


    Puisi Kehilangan Cinta Sejati


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita


    Puisi Kehilangan Cinta Sejati Jejak Rindu di Tepian Kenangan


    Di tepian kenangan yang terhampar indah,

    Kini kau pergi, membawa cinta sejati yang tulus.

    Bagaikan bintang yang jatuh dari langit malam,

    Kehilangan ini merayap dalam hati, tanpa henti.


    Kenangan kita adalah lukisan indah yang terukir,

    Namun ku merasa seperti berjalan sendirian di padang sunyi.

    Cinta sejati yang kini lenyap bagai debu angin,

    Tapi dalam senyap, jejak rindu tetap ada di sini.


    Kau adalah lentera yang menerangi malam kelam,

    Namun kini cahayanya telah beranjak pergi.

    Kehilangan cinta sejati, bagai luka yang dalam,

    Aku merenung dalam senyap, merasakan getirnya.


    Puisi Kehilangan Cinta Sejati Cahaya yang Padam di Purnama


    Dulu cinta kita bagai cahaya purnama yang gemilang,

    Namun kini cahayanya telah redup dan padam.

    Kehilangan cinta sejati, bagai angin yang melaju,

    Menghempaskan hati dalam kekosongan yang sunyi.


    Kata-kata kita adalah syair indah yang tercipta,

    Namun kini lagu itu hanya tinggal lirih angin.

    Cinta sejati yang pergi meninggalkan bekas,

    Aku merenung dalam senyap, merasakan kehilangan ini.


    Puisi Kehilangan Cinta Sejati Senyapnya Malam yang Tak Bertuan


    Malam yang dulu indah dalam pelukan cinta,

    Kini sunyi tanpa senyumanmu yang hangat.

    Kehilangan cinta sejati, bagai lukisan yang pudar,

    Mengisi hati dengan rasa kehilangan yang mendalam.


    Bicara kita adalah harmoni indah yang tercipta,

    Namun kini hanya tinggal hening dalam udara.

    Cinta sejati yang berlalu meninggalkan luka,

    Aku merenung dalam senyap, merasakan kesedihan ini.


    Puisi Perpisahan Dengan Sang Kekasih Hati


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita


    Pada ujung waktu yang tak terpahami,

    Kita berjalan dalam perpisahan yang tak terduga.

    Sang kekasih hati, seperti bintang yang meredup,

    Kini kau berangkat, meninggalkan langit biruku.


    Jejak langkah kita yang dulu terjalin begitu erat,

    Kini menjadi jejak-jejak yang berjauhan.

    Puisi perpisahan ini adalah ungkapan getir,

    Dalam pelukan langit, kau pergi dalam senja.


    Kisah kita adalah lembaran cerita yang terhanyut,

    Namun kini babnya telah berakhir, terputus.

    Sang kekasih hati, dalam senyap kita berpisah,

    Menghadap waktu yang takkan pernah terulang.


    Puisi Merelakan Kehilangan Cinta Sejati


    Puisi Mengikhlaskan Seseorang Yang Bukan Jodoh Kita


    Cinta sejati, bagai bunga yang mekar dalam hati,

    Namun kini layu, tak lagi menyinari langkah.

    Aku merelakan, meski hati berat mencernanya,

    Kehilangan ini adalah langkah dalam kedamaian.


    Seperti aliran sungai yang terus mengalir,

    Aku merelakanmu menghilang dalam jarak.

    Cinta sejati yang kini pergi, bagai angin yang berhembus,

    Menghembuskan luka yang dalam, tapi aku merelakannya.


    Dalam relung hati, aku melepaskan ikatan kita,

    Seperti burung yang bebas terbang di langit biru.

    Cinta sejati yang tergelincir dari genggaman,

    Aku merelakan, mengikhlaskan dalam pelukan waktu.


    Puisi Sedih Cinta yang Terbang Bersama Angin


    Cinta sejati, seperti lukisan indah dalam jiwa,

    Namun kini paletnya telah diletakkan, selesai.

    Aku merelakan, meski hati ragu memahaminya,

    Kehilangan ini adalah pintu menuju pemulihan.


    Seperti kisah dalam buku yang terbuka,

    Aku merelakan halaman-halaman berpaling.

    Cinta sejati yang kini menghilang, bagai hujan yang pergi,

    Meninggalkan jejak basah dalam hati yang merelakannya.


    Aku merelakanmu, sang kekasih hati yang pergi,

    Seperti daun yang jatuh dari ranting pohon.

    Cinta sejati yang terbang bersama angin,

    Aku merelakan, dalam senyap dan diam.

    LihatTutupKomentar