-->

Renungan Puisi Politik Dunia Dan Nasional ~ Kumpulan Puisi

    Sobat Poemers kali ini tema puisi yang diangkat agak sedikit berat namun seru, yaitu renungan puisi politik dunia saat ini. Melalui puisi kita bisa lebih leluasa menyuarakan ekspresi diri respon terhadap apa yang tengah terjadi di dunia akhir-akhir ini. Untuk lebih jelasnya tema puisi politik kali ini akan terbagi dalam dua kategori:
    • Renungan Puisi Politik Dunia
    • Renungan Puisi Politik Nasional
    Puisi-puisi yang ada di artikel ini menyoroti tentang perkembangan kehidupan manusia yang semakin hari terasa semakin kacau. Sepertinya kita itu semua digiring menuju satu keadaan dimana kita tidak bisa lagi memilih, dimana kita sulit untuk mencari kebenaran karena semua bidang telah dimonopoli. Itulah sebabnya puisi sebagai wadah ekspresi keresahan jiwa atas apa yang terjadi akhir-akhir ini.

    Renungan Puisi Politik Dunia

    1. Bisnis Dalam Perang 


    money picture

    Banyak narasi tentang perang saat ini, seolah-olah kita berhak menyerang pihak tertentu dengan dalih perdamaian. Padahal itu semua hanyalah narasi yang semu, dibalik itu semua ada banyak bisnis yang diuntungkan, trafik untuk media, peningkatan pesanan persenjataan, bahkan sampai pada kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur.

    Bisnis Dalam Perang 

    Damai imaji tak bertepi 
    Nyata namun tak terasa didalam jiwa
    Terlihat namun gelap tersamarkan 
    Seperti pelangi penuh warna-warni 

    Bencana kemanusiaan hadirkan potensi 
    Hanya mereka yang jeli yang dapat melihatnya 
    Berdalih demi menjaga kedamaian dunia 
    Tapi malah menindas para rakyat jelata 

    Sampai kapan pun perang pasti akan terjadi 
    Ego diri dan ekspansi menjadi dasar pembenaran
    Kelompok kuat akan selalu menindas yang lemah 
    Memastikan mereka untuk ikut dalam aturan dunia

    Trilyunan dollar potensi dalam kalkulasi 
    Industri senang, rakyat pun kejang-kejang
    Tak peduli kemanusiaan, tak peduli keadilan 
    Yang penting perang,perang dan perang...

    Mereka hidup dari darah kemanusiaan 
    Mereka hidup dari jeritan rakyat tak bertuan 

    Mereka tak peduli dengan nasib orang 
    Mereka tak mau tau siapa yang menang 
    Yang penting perang,perang,dan perang

    Karena siapapun pemenangnya 
    Bisnis perang akan selalu menguntungkan
    Ini bukan tentang perdamaian ataupun kemanusiaan 
    Tapi murni tentang uang dan juga kekuasaan

    2. Tangan-Tangan Gaib 


    hand

    Kita hidup didunia dimana sistem global mendominasi setiap sendi kehidupan, mulai dari teknologi, ekonomi keuangan, dan juga pemikiran. Ketika semua dikendalikan, maka pihak pengendali berhak menentukan arah kapal berlayar, dan para awak kapal tidak ada pilihan lain selain ikut dalam arus kemana kapal berlayar.

    Tangan-Tangan Gaib 

    Kebebasan mereka gaungkan dengan lantang 
    Kemerdekaan mereka berikan atas nama kemanusiaan 
    Semuanya hanyalah semu penuh tipu muslihat 
    Swasta terus menerus kuasai dunia 
    Pemerintah harus tunduk apa kata mereka 

    Rakyat tidak berkutik mengatur taktik 
    Parlemen diam tanpa membawa pesan 
    Uang hanya dikuasai oleh segelintir orang 
    Rakyat hidup dalam lilitan hutang

    Tangan-tangan gaib kuasai sendi-sendi kehidupan 
    Menidurkan pemikiran untuk perubahan 
    Sistem ada demi kepentingan penguasa 
    Yang menolak akan diperangi sampai mati

    Ketika semuanya sudah memuncak 
    Revolusi dunia akan terjadi tiba waktunya
    Demi melahirkan kehidupan baru 
    Diatas darah-darah pejuang kemanusiaan

    3. Demokrasi Semu

    sadness

    Suarakan perbedaan 
    Namun membungkam pemikiran 

    Suarakan kesetaraan 
    Tapi anti keberagaman 

    Suarakan kebebasan 
    Namun menolak kebenaran 

    Egois dalam tindakan 
    Maunya diikuti tanpa mau mengikuti 
    Maunya didengar tanpa mau mendengar
    Itulah mereka sang penguasa dunia
    Hobinya perang dengan dalil perdamaian 

    Demokrasi itu semu tanpa hal yang baru
    Terlihat indah namun buruk bagi pencernaan 
    Hanya untuk agenda penguasa menguasai ekonomi dunia

    4. Neo Kolonialisme 

    prison life

    Datang dengan senyuman atas nama persaudaraan 
    Memberikan bantuan seakan-akan tulus tanpa modus 
    Hutang pun diberikan dengan dalih demi pembangunan 
    Semuanya meningkat, tapi terasa semu tertunduk lesu

    Sang pemberi hutang datang bak pahlawan 
    Tak ada pilihan selain bersalaman
    Daripada diperangi lewat ragam propaganda 
    Lebih baik menjilat para penguasa dunia 

    Tidak ada yang bisa keluar dari jeratan 
    Mereka terus datang membawa uang 
    Tawarkan kerjasama yang menguntungkan 
    Padahal itu semua hanyalah agenda penjajahan 

    Renungan Puisi Politik Nasional



    1. Penjara Pemikiran 


    slave

    Kebebasan menjadi hal yang semu saat ini. Boleh bersuara asal jangan suarakan kebenaran, boleh berpikir asal jangan melawan kekuasaan. Kita sudah terjerat dalam sistem yang rumit, bahkan berpikir saja ada pembatasan A dan B. Semua harus ikut sistem, entah kemana sistem itu berlabuh kita pun tidak pernah diberi tau oleh mereka...

    Penjara Pemikiran 

    Taman ilmu berikan kesegaran wawasan 
    Pengetahuan menjadi kunci perubahan 
    Sistem dibuat untuk mengatur kebebasan 
    Bukan untuk mengikis pemikiran 

    Yang kritis akan dianggap musuh 
    Yang menentang akan dianggap lawan 
    Semua didasari oleh kedangkalan otak 
    Penjara pemikiran sulit tuk dihindari

    Perubahan diarahkan oleh sang penguasa 
    Sistem dibuat untuk mengamankan mereka 
    Pemikiran harus sejalan walau tak berkesan
    Penindasan mereka semakin menjadi-jadi

    Para penguasa bersabda...
    "Kamilah yang terbaik dari yang baik"
    "Kamilah harapan dalam kehampaan" 
    "Dan kamilah yang suci dari yang suci"

    Linear menjadi keharusan 
    Generalisasi menjadi budaya kehidupan 
    Bagus dalam logika dan juga retorika 
    Namun dangkal dalam pemikiran dan jiwa

    Pemikiran yang terpenjara 
    Akan menidurkan pergerakan 
    Orang tak peduli lagi akan perjuangan
    Perubahan pun akan mati perlahan-lahan

    Kita lupa bahwa kita hidup karena pemikiran 
    Kita lupa bahwa bangsa ini merdeka karena pemikiran 
    Kita lupa bahwa pemikiran merupakan agen perubahan 

    Yang kita ingat hanyalah propaganda media 
    Dibalut dengan sinetron para penguasa 
    Merakyat jadi patokan untuk berkuasa 
    Padahal semuanya hanyalah polesan media

    2. Dia si Penguasa

    demagogue

    Racun propaganda masuk menusuk kepala
    Tanpa sadar kita terpenjara didalamnya
    Pikiran dikendalikan, jangan harapkan keadilan
    Membungkam suara kebenaran
    Fitnah keji pun segera diluncurkan

    Dia tidak pernah salah
    Dia selalu benar
    Dia paling nasionalis
    Dia, dia, dan selalu dia

    Pemikiran tertuju pada sang dia
    Semua mata memandang dengan penuh harapan
    Jutaan suara sudah diberikan dengan keikhlasan
    Namun semua itu dibalas dengan kebohongan
    Media menjadi alat propaganda penguasa

    "Raja tak pernah salah"
    "Raja tak pernah jahat"
    "Raja selalu adil merakyat"
    Itu kata mereka, sang penguasa media

    3. Satukan Tekad

    united

    Pengawal sang raja terus sibuk membela diri
    Malu meminta maaf atas kesalahan diri sendiri
    Cacian makian sudah biasa mereka lakukan
    Itulah budaya sang pengawal raja penguasa

    Satukan tangan demi sebuah perubahan
    Satukan tekad demi perjuangan
    Demokrasi harus tetap diperjuangkan
    Sang raja harus segera dijatuhkan

    4. Kata yang Paling Sulit Diucapkan

    sad

    Penguasa tidak pernah salah
    Penguasa selalu benar
    Rakyatlah yang bersalah
    Karena salah memilih penguasa

    Parlemen pun dikadali
    Apalagi rakyat sudah pasti dibodohi
    Janji-janji banyak yang diingkari
    Tapi penguasa tidak pernah salah
    Mereka melanggar janji
    Karena mereka sang penguasa negeri

    Iblis membangkang dengan tiga alasan
    "Aku lebih baik darinya..."
    "Aku lebih teruji darinya..."
    "Aku lebih taat darinya..."

    Selalu saja ada alasan untuk sebuah pembangkangan
    Selalu ada pembenaran untuk sebuah kesalahan
    Kata maaf menjadi kata yang paling sulit diucapkan
    Oleh mereka yang sibuk mencari pencitraan

    5. Kami Sudah Muak

    fake news

    Datang dengan membawa harapan perubahan
    Setiap lapisan didatangi dalam kerendahan
    Semua orang larut dalam imajinasi
    Akan sebuah perbaikan dan kemajuan

    Nyatanya semua itu hanyalah semu
    Semua hanyalah setingan media belaka
    Demi menggolkan agenda mereka
    Bagi-bagi jabatan, maupun anggaran
    Itulah yang diingkan mereka

    Rakyat hanya bisa tertunduk lesu
    Kepercayaan dibalas dengan dusta
    Harapan membawa keadilan sosial
    Justru malah membawa kemelaratan sosial

    Ratusan pabrik dan industri tutup semaput
    Inflasi terkendali tapi pendapatan tak juga mendaki
    Konsumsi dibatasi, industri lebih memilih untuk pergi
    Hutang pun menjadi sebuah solusi dari sang penguasa negeri

    Kami sudah lelah dengan ulah sang penguasa
    Kami muak melihat semua propaganda media
    Terserah program mereka apa, suka-suka mereka
    Terserah siapa yang kelak menjadi penguasa
    Yang jelas kami sudah muak melihat kelakuan sang raja


    Video Puisi Politik : 




    Itulah tadi beberapa kumpulan puisi politik seru yang banyak mengkritisi tentang pemerintahan. Bagi yang ingin berlangganan bisa subscribe email kalian dan nikmati terus update-update puisi dari berbagai tema lainnya.

    LihatTutupKomentar